Pages

Subscribe:

Selasa, 08 Januari 2013

METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM


A.      Pengertian Metodologi Dan Metodologi Pemahaman Islam
Metodologi adalah cara-cara yang didapat dari pemikiran manusia baik dengan sumber pendukung ataupun tidak,  untuk  menyelesaikan suatu masalah ataupun untuk melakukan suatu pekerjaan supaya sesuai dengan tujuan suatu pekerjaan itu sendiri. Metodologi dapat diibaratkan sebagai kunci yang bisa membuka pintu rumah, pintu mobil atau pintu lemari, sehingga kita bisa melihat isinya.
Maka dapat diartikan bahwa metodologi pemahaman islam adalah  cara-cara yang dikemukakan oleh seseorang atau kelompok dengan tidak keluar dari pedoman agama Islam itu sendiri (Al-Qur’an dan hadits) supaya dapat magetahui bagaimana cara memahami agama islam dengan benar.
Metodologi yang tepat dalam memahami islam akan mengantarkan kita terhadap pemahaman yang utuh dan integral terhadap islam. Jadi tanpa metodologi, kita tidak akan mampu melihat isi ajaran islam dengan baik.
B.       Metodologi Pemahaman Islam
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapat tentang metode atau cara memahami Islam, diantaranya:


1.      Menurut Nasruddin Razak
Upaya memahami islam secara baik, benar dan kompherensif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah saw. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanya mengenalnya dari sebagian ulama yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fikih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
b.      Islam harus dipelajari secara integral, tidak parsial. Artinya dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan, tidak hanya sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan sikap skeptis, bimbang, dan penuh keraguan.
c.       Islam perlu dipelajari dari kepustakaan atau buku-buku yang ditulis oleh para ulama besar, cendikiawan muslim, sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah saw. dengan pengalaman dari praktik ibadah yang dilakukannya setiap hari.
d.      Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan-ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat.
e.       Islam dipelajari dan dihubungkan dengan berbagai persoalan yang dihadapi msnusia dalam masyarakat dan dilihat relasi serta relevansinya dengan persoalan-persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya, sains sepanjang sejarah manusia terutama sejarah umat Islam.
f.       Islam dipelajari dengan bantuan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang sampai sekarang, seperti ilmu-ilmu alamiah, ilmu-ilmu sosial, serta ilmu-ilmu kemanusiaan.
g.      Islam dipelajari dengan metode yang sesuai dengan agama dan ajaran Islam.
2.      Menurut Ali Syari’ati
Syari’ati mengemukakan bahwa ada dua metode fundamental untuk memahami islam secara benar, yaitu:
Ø  Pengkajian Al-Qur’an
Yaitu pengkajian intisari gagasan-gagasan dan output ilmu dari orang yang dikenal sebagai Islam.
Ø  Pengkajian Sejarah Islam
Yaitu pengkajian tentang perkembangan Islam sejak masa Rasul menyampaikan misinya hingga masa sekarang.
C.      Tujuan Metodologi
Adapun tujuan sebuah metodologi dalam upaya mempelajari dan memahami Islam antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau pemahaman Islam yang sesat.
2.      Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar, sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk mengikuti kehendak agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendak masing-masing orang.
3.      Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.

0 komentar:

Posting Komentar